Sabtu, 11 November 2017

Model Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Graphic Organizers

Assalamu’alaikum wr wb ... oke baiklah para pembaca blogspot sekalian..disini saya memaparkan penelitian terbaru tentang model  pembelajaran dari jurnal yang berjudul :

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Graphic
Organizers Melalui Belajar Kooperatif Tipe STAD
Oleh :  Masril (Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNP)

Salah satu sifat umum yang ditemukan dalam graphic organizers adalah dapat menunjukkan keteraturan dan kelengkapan proses pemikiran dan kemampuan yang dapat menunjukkan kelemahan pengertian siswa dengan jelas. G-O ini sangat fleksibel dalam penggunaannya terutama untuk membuat belajar lebih bermakna, maksudnya siswa mampu menjelaskan gejala atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari menggunakan konsep-konsep fisika yang telah dipelajarinya.
Dalam kurikulum yang berlaku sekarang, G-O ni sangat cocok diterapkan karena fungsinya sangat banyak seperti yang dikemukakan oleh Meyer (1995), yaitu sebagai:
• brainstorm ideas.
• develop, organize, and communicate ideas.
• see connections, patterns, and relationships.
• assess and share prior knowledge.
• develop vocabulary.
• outline for writing process activities.
• highlight important ideas.
• classify or categorize concepts, ideas, and information.
• comprehend the events in a story or book.
• improve social interaction between students, and facilitate group work and collaboration among peers.
• guide review and study.
• improve reading comprehension skills and strategies.
• facilitate recall and retention.
• Evaluation
Sutrisno (2002), merekomendasikan dalam penelitiannya bahwa grapic organizer dapat digunakan baik oleh siswa maupun oleh guru. Siswa hendaknya menggunakan grapic organizer untuk mempersiapkan ringkasan (brieft) sebelum masuk kelas, untuk membuat catatan dan untuk mempersiapkan ujian. Guru seharusnya menggunakan graphic organizer untuk membuka pengajaran, menjelaskan pelajaran, menyimpulkan pelajaran dan mendiagnosa kesulitan belajar siswa.
Untuk mengoptimalkan penggunaan graphics organizer ini, diperlukan pembelajaran yang bernuansa kolaborasi karena kolaborasi dapat mengakomodasi keragaman peserta didik dan akan menghasilkan sinergi yang pada akhirnya bermuara pada proses dan produk belajar yang optimal (Dunlap & Grabinger, 1996).
Salah satu bentuk pembelajaran yang memiliki aspek kolaborasi adalah pembelajaran yang berorientasi model belajar kooperatif (Bennett, et al., 1991; Dunlap & Grabinger, 1996; Slavin ; 1995). Pembelajaran kooperatif sangat diperlukan dalam pembelajaran fisika. Bekerja secara kooperatif menyediakan peluang pada siswa untuk lebih mungkin dapat memecahkan masalah kompleks yang seringkali tidak akan mereka capai bila bekerja sendirian.
Dalam pembelajaran kooperatif banyak tipe yang digunakan salah satu diantaranya adalah tipe kooperatif Student Team-Achievement Divisions (STAD) yang memiliki landasan konseptual menurut psikologi behavioristik (Jacob, et al., 1996). Teknik STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (Slavin, 1995). Praktek-praktek kerja kelompok kooperatif STAD cenderung bersifat kompetitif. Tipe kooperatif STAD memiliki ciri-ciri (Jacob, et al., 1996): (1) lebih menekankan motivasi ekstrinsik, (2) tugas-tugas pada tataran kognitif rendah, (3) memandang semua siswa secara seragam, (4) mengabaikan sikap dan hasil belajar diukur dengan tes obyektif, (5) berorientasi pada hasil, (6) guru mnemutuskan apa yang akan dipelajari siswa dan memberikan informasi untuk dipelajari pula oleh siswa. Berdasarkan ciri-ciri STAD di atas memungkinkan akan berdampak pada proses belajar dan hasil belajar karena : (1) pengetahuan sains bersifat tidak tetap, (2) kebebasan adalah unsur utama dalam belajar sains, (3) belajar sains melibatkan pendekatan mind-on dan hand-on, (4) belajar sains menghendaki kerja siswa secara kolaboratif, (5) belajar sains tidak terlepas dari dunia nyata; maka dapat diduga bahwa tipe STAD akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar IPA.

KESIMPULAN:
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diungkapakan, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan uji validasi model kepada pakar dan guru-guru Fisika SMA, secara umum model pembelajaran Graphic Organizers yang dirancang sudah menunjukkan rancangan model yang baik karena para evaluator memberikan penilaian yang  berkategori baik dengan persentase besar dari 50%. Namun demikian dalam pengembangan model perlu diperhatikan saran-saran dari evaluator.
2. Hasil uji terbatas model pada siswa SMA diperoleh hasil kelas eksperimen yang diajar menggunakan graphic organizers lebih tinggi dari kelas control yang diajar dengan tidak menggunkan graphic organizers. Hal ini berarti model Graphic Organizers yang dikembangkan lebih efektif digunakan untuk menambah pemahaman siswa dalam mempelajari konsep-konsep Fisika.

Sumber Referensi:
 Masril,2009,’ Pengembangan Model Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Graphic Organizers Melalui Belajar Kooperatif Tipe STAD’,Jurnal Pendidikan Fisika,vol.1,no.1,hh1-14.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar