Kamis, 23 Mei 2019

Beberapa Pertimbangan ETIS dalam PTK


Berikut ini adalah sebagian dari perangkat isu etis:

  • Selalu meminta izin kepada partisipan. Jika Anda ingin mengumpulkan data tentang siswa, Anda perlu meminta izin kepada kelas wali, guru, atau kepala sekolah mereka. Prinsip yang sama juga berlaku bagi peneliti untuk siswa, anggota komite sekolah, ora tua, dan pemerintah.
  • Memberi saran petunjuk etis kepada partisipan.
  • Menjelaskan tujuan penelitian. Dalam PTK, hasil penelitian harus benar-benar digunakan untuk memperbaiki aspek-aspek praktik dan, dengan demikiarn, ada kemungkinan perlawanan dari para partisipan.
  • Pastikan nama-nama asli dan identitas subjek tetap dirahasiakan.
  • Diskusikan informasi Anda dengan kolega-kolega yang lain untuk dapat memverifikasi relevansi dan akurasi apa yang sudah dilaporkan.
  • Jika Anda bermaksud memperkenalkan gagasan baru dan ingin turun tangan bersama para siswa, orang tua mereka perlu diberitahu terlebih dahulu.
  • Sensitiflah terhadap perasaan dan persepsi siswa-siswa Anda dan orangtua mereka. Ini penting, khususnya jika program campur tangan ini dirancang untuk memperbaiki praktik  pengajaran tertentu, karena orangtua bisa menganggap anaknya (yang sedang Anda teliti) sedang dimanfaatkan. Anda perlu menjelaskan kepada mereka tentang temuan PTK Anda ini akan bermanfaat bagi semuanya.
Sumber:
Huda, Miftahul. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Langkah-langkah Metode Peer Tutoring (Tutor Sebaya)


Langkah-langkah Metode Peer Tutoring (Tutor Sebaya)

Dalam melaksanakan metode ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pertama sekali seorang siswa memperhatikan seorang siswa yang telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan semua tugas di bawah bimbingan pelatih
2) Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam keterampilan melakukannya
3) Setelah lulus tes, ia menjadi pelatih untuk siswa berikutnya

Metode ini dapat dilaksanakan bila :
1) Semua tahap yang membutuhkan latihan satu persatu
2) Latihan kerja, latihan, formal, dan magang.

Sumber:
Yamin, Martinis. (2007). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Tujuan Metode Peer Tutoring (Tutor Sebaya)


Tujuan Metode Peer Tutoring (Tutor Sebaya)

Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya di sekolah,  maka:
1)  Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik
2)  Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahasnya
3) Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuannya.
4) Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus
5) Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta bantuan kepada guru
6) Guru mengadakan evaluasi

Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya di luar kelas, maka :
1) guru menunjukkan siswa yang pandai untuk memimpin kelompok belajar di luar kelas
2) tiap siswa disuruh bergabung dengan siswa yang pandai itu, seusai dengan minat, jenis kelamin, jarak tempat tinggal, dan pemerataan jumlah anggota kelompok
3) guru memberi tugas yang harus dikerjakan para siswa di rumah 
4) pada waktu yang telah ditentukan hasil kerja kelompok dibahas di kelas
5) kelompok yang berhasil baik diberi penghargaan
6) sewaktu-waktu guru berkunjung ke tempat seusai berdiskusi
7) tempat diskusidapat berpindah-pindah (bergilir)

Sumber:
Semiawan, Conny. (2000). Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia.

Pengertian Metode Peer Tutoring (Tutor Sebaya)


Pengertian Metode Peer Tutoring (Tutor Sebaya)

Peer Tutoring (Tutor Sebaya) adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama (Djalil, 2003). Peer Tutoring (Tutor Sebaya) merupakan salah satu dari strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa satu pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia menjadi narasumber bagi yang lain. Pembelajaran peer teaching merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya (Silberman, 2006). Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi aktif siswa lebih tinggi (Harsanto, 2009).

Sumber:
Djalil, Aria. (2003). Pembelajaran Kelas Rangkap. Universitas Terbuka.
Harsanto, Ratno. (2009). Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Jakarta: Adicita.
Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.

Jumat, 17 Mei 2019

LIMA LANGKAH DASAR DALAM MEMPERSIAPKAN PROPOSAL PTK


Proposal PTK adalah bentuk konkret dan detail tentang perencanaan tindakan itu sendiri. 


Ada lima langkah dasar dalam mempersiapkan proposal:

#Langkah 1 Mengidentifikasi masalah
#Langkah 2 Menuliskan rumusan masalah
#Langkah 3 Mengembangkan pertanyaan penelitian
#Langkah 4 Meninjau Pustaka
#Langkah 5 Menjabarkan rancangan PTK

Sumber:
Huda, Miftahul. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PENTINGNYA PTK UNTUK GURU


Pentingnya PTK untuk Guru

Mengapa guru harus melakukan penelitian semacam PTK? Bukankah tugas utama guru adalah mengajar? Tidaklah berhasil dengan keharusan melaksanakan PTK justru akan membebani guru itu sendiri? Pertanyaan ini sering muncul ke permukaan. Manakala kita memahami tujuan PTK sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, maka kita akan sampai pada keyakinan pentingnya PTK untuk guru.
Print (1993), dalam proses pengembangan kurikulum ada empat peran guru, yaitu dari mulai sebagai implementers, adapters, developers, dan researchers. Menurut Print, tugas guru tidak hanya mengimplementasikan berbagai kebijakan termasuk kurikulum yang ada, akan tetapi juga harus membahas kebijakan tersebut dengan kondisi yang ada, kemudian mengembangkannya dan mengubah, melatih kinerjanya. Melakukan PTK adalah melaksanakan tanggung jawab guru sebagai peneliti. Melalui PTK, guru mengkaji masalah yang dihadapinya secara ilmiah yang didasarkan pada bukti-bukti empirik.

Ada beberapa alasan yang penting bagi guru harus dilakukan PTK.
Pertama, hubungannya dengan tugas professional guru.
Guru yang profesional tidak akan puas dengan hasil yang telah diperolehnya. Unuk itu guru yang profesional akan terus-menerus menambah dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu mengajar. Guru yang sementara akan berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Meningkatkan kualitas pembelajaran hanya akan dapat dilakukan manakala guru menyadari adanya masalah yang ditangkap; Berdasarkan masalah tersebut, guru mencari dan mengatur program pembelajaran yang dapat memperbaiki dan memecahkan masalah, yang selanjutnya melaksanakan program ini secara sistematis dan empiris. Semua yang berkaitan dengan zaman dengan pelaksanaan penelitian kelas atau yang kita kenal dengan PTK. Jadi, dengan demikian, PTK merupakan bagian yang harus dilakukan oleh setiap guru sebai upaya memperbaiki kinerjanya sendiri.

Kedua, membahas dengan guru otonomi dalam pengelolaan kelas.
Artinya,, guru memiliki tanggung jawab yang penuh dengan keberhasilan belajar siswa. Dengan kata lain, apa yang akan dilakukan guru di kelas sangat tergantung pada guru itu sendiri. Dengan demikian, guru memiliki kesempatan yang luas untuk berimprovisasi dan mencoba sesuatu yang dianggapnya bermanfaat dan dapat meningkatkan produktivitas pengembangan. Hal ini berarti guru memiliki peran penting sebagai inovator dan seorang peneliti. Sebagai guru inovator selalu ingin mencoba sesuatu yang baru untuk berhasil melaksanakan tugasnya. Guru tidak mempertimbangkan lagi sebagai tukang menyampai ilmu pengetahuan, akan tetapi guru sebagai orang yang membantunya memahami siswa sesuai dengan tujuan pendikan, sedangkan sebagai seoang peneliti guru lagi akan selalu membahas masalah yang dihadapinya dan segera mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut secara ilmiah.

Ketiga, berkenaan dengan pemanfaatan hasil penelitian.
Mengapa guru harus melakukan penelitian? Apakah peneli dapat dilakukan oleh ahli dan gu cukup membantu hasil penelitian yang dilakukan orang lain? Memang sela ini hanyak penelirian yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh para peneliti, akan tetapi hasil sulit untuk diterapkan oleh orang lain khusus oleh guru. Hal ini selain masalah yang dikaji bukan dari kebutuhan dan masalah yang harus diselesaikan guru, akan tetapi juga hasil penelitian yang dilakukan oleh orang lain sulit dipahami oleh guru. Kenapa demikian? Oleh karena itu dalam pelaksanaan penelitian guru non-PTK tidak pernah atau tidak terlibat dengan baik dalam proses perencanaan maupun dalam proses merumuskan kesimpulan hasil penelitn. Misalnya se orang peneliti melakukan penelitian tentang penggabung naan metode penelitian tertentu terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang ditemukan metode pengajaran X yang positif signifikan terhadap hasil belajar siswa. Apakah hasil penelitian tersehut dan dapat diterapkan oleh guru? Tidak bukan? Ya, tentu saja tidak, hasil penelitian belum tentu terkait dengan kebutuhan guru. Hasil penelitian ini hanya dapat digunakan untuk keperluan akademik bagi para peneliti bersama, yang belum tentu memenuhi aspek kebutuhan guru secara praktis.

Sumber:

Sanjaya, Wina. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada
       Media Group.

KONDISI YANG DIPERLUKAN DALAM PTK


Kondisi yang Diperlukan dalam PTK

Pemeran utama PTK adalah guru itu sendiri, karena memang PTK berangkat dari masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pemhelajaran yang dilakukan bersama siswa. Kalaupun guru melakukan kerja sama atau kolaborasi dengan pihak lain seperti orang yang dianggap ahli, misalnya peneliti dari LPTK sifatnya hanya konsultatif untuk menjamin tingkat validitas penelitian.
PTK dilaksanakan dengan menerapkan berbagai untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas proses pembelajaran. Motivasi inilah yang kemudian menjadi salah satu perbedaan dengan jenis penelitian lainnya. Kalau penelitian lain berangkat dari keingintahuan peneliti, maka PTK berangkat dari keinginan untuk perhaikan. Masalahnya sekarang, prasyarat yang memungkinkan PIK dapat dilakukan? PTK hanya mungkin dapat dilakukan manakala tersedia beberapa persyaratan seperti berikut berikut ini.

1.      Kondisi Guru
  1. Guru memiliki sikap profesional. PTK hanya dapat dilakukan oleh guru yang memiliki sikap profesional. Seorang guru profesional bukan hanya harus memiliki kompetensi tertentu, melainkan juga ditandai oleh keinginan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Seorang guru yang profesional selamanya akan berpikir bagaimana meningkatkan hasil belajar siswanya.
  2. Guru bersikap terbuka. PTK hanya mungkin dapat dilaksanakan manakala guru dapat bersifat terbuka. Artinya guru mau menerima masukan dari orang lain untuk perbaikan. Guru yang bersifat tertutup terhadap berbagai kritikan akan sulit melaksanakan PTK.
  3. Guru memiliki keinginan untuk menambah wawasan. PTK hanya dapat dilakukan oleh guru yang selama haus dengan ilmu pengetahuan baru.

2.      Kondisi Pimpinan Sekolah dan Administrator Lainnya
  1. Kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat terbuka. Kepala sekolah yang terbuka memiliki sikap positif terhadap guru-guru yang ditunjukkan oleh kebebasan pada guru-guru untuk berimprovisasi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru-guru diberi kesempatan secara penuh untuk melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuannya untuk meningkatkan prestasi anak didiknya. Kepala sekolah yang terlalu banyak mengatur guru akan cenderung memasung kreativitas guru itu sendiri. Dengan demikian, sikap kepala sekolah akan sangat menentukan dapat dan tidaknya PTK dilakukan oleh guru.
  2. Kepala sekolah dan pengawas harus berperan sebagai guru untuk guru-gurunya. Guru adalah manusia biasa yang membutuhkan untuk merasa dihargai oleh pimpinannya. Dengan demikian, program sekolah harus bersifat menantang dan memberikan peluang kepada setiap guru untuk meningkatkan kinerjanya dengan melakukan berbagai inovasi dalam setiap aspek pendidikan.

Sumber:

Sanjaya, Wina. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada
       Media Group.


TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan (Muthoharoh, 2009). Tujuan tujuan ini adalah sebagai berikut.

1.      Tujuan Utama
  1. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan profesional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai  dengan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoritis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan releksi.
  2. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keterampilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan olch kepala sekolah, (2) proses latihan dilakukan secara hand-on dan mind-on, tidak dalam interaksi artifisial, (3) produknya adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanakan akan didukung oleh lingkungan

2.      Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya di kalangan Guru.
Jadi ketika kita berbicara mengenai tujuan Penelitian kelas bisa dilihat penelitian tindakan kelas mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Suyanto, (1997:7) menjelaskan bahwa "Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki praktik pembelajaran di kelas". Penelitian kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung yang bersifat reflektif kolaboratif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.

Sumber:

Hanifah, Nurdinah. 2014. Memahami Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan
        Aplikasinya. Bandung: UPI PRESS.


Selasa, 14 Mei 2019

TUGAS AKHIR PROPOSAL PTK

Assalamu'alaikum..
Berikut adalah draft proposal mini PTK saya yah.. Semoga Bermanfaat,..

PPT PROPOSAL PTK:
https://drive.google.com/file/d/1ETNN7_qPzJF9L0ZieZDtjTEisE7ha05t/view?usp=sharing

FILE WORD PROPOSAL PTK
https://drive.google.com/file/d/1h0beCeE1MW1jCxR28PtnSnwsQD9cbGy9/view?usp=sharing

2. REVIEW JURNAL PT


REVIEW JURNAL
Judul
Penggunaan Metode  Peer Tutoring dengan  Kassitu untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Fisika
Jurnal
JRKPF UAD
Vol, No & Hal
Vol.2 No.2
ISSN
-
Tahun
Oktober 2015
Penulis
Sujatmiani
Reviewer
Nurvadila
Tanggal
24 Maret 2019
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar menggunakan metode peer tutoriing dengan Kassitu.
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 5 Kepil Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).  PTK meliputi  empat tahapan utama  yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut tergabung dalam suatu siklus, dan siklus tersebut dapat diulangi lagi ketika hasil dalam siklus sebelumnya dianggap belum berhasil [21][22]  Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing- masing siklus sebanyak 2x pertemuan menggunakan metode peer tutoring dengan kassitu. 
Hasil Penelitian
  Motivasi Belajar
Besar prosentase motivasi belajar siswa dari pra siklus yaitu 64,42%, siklus 1 yaitu 69,81% dan siklus 2 yaitu 72,01%.
Kesimpulan
Metode pembelajaran Peer Tutoring dengan Kassitu dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA di kelas VIIIB SMP N 5 Kepil.

2) UAS KELOMPOK 5 JENIS-JENIS TUMBUKAN

Assalamu'alaikum teman-teman...
Semoga Bermanfaat..

PPT Jenis-jenis Tumbukan:
https://drive.google.com/file/d/10MrTeXg3qwSS3LoWVNf2aCfbY3lkTp1z/view?usp=sharing

RPP Jenis-jenis Tumbukan:
https://drive.google.com/file/d/1__L3y502zy7PwBOsAZLOFVGxzd8o7bVW/view?usp=sharing

3) METODE STUDI PUSTAKA


TUGAS 3
METODE STUDI PUSTAKA

Nama Jurnal              : Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA
Tahun                         :April 2018
Nama Paper           : Application of Blended Learning with Edmodo Application Based on PDEODE Learning Strategy to Increase Student Learning Achievement
Nama Penulis             : Noor Emmy Ekawati
Vol, No & Hal            : Vol. 8, No. 1, pp. 7-16
p-ISSN                        : 2088-351X
e-ISSN                        : 2502-5457

Isi Jurnal:
a.      Topik: Penerapan Blended Learning dengan Aplikasi Edmodo Berbasis Strategi Pembelajaran PDEODE Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa 
b.      Permasalahan
1.      Masih banyak siswa yang menjadikan fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.
2.      Guru di sekolah tersebut mayoritas masih menggunakan model konvensional yaitu dengan metode ceramah.
3.      Penggunaan media pembelajaran atau alat peraga belum banyak dilakukan oleh guru.
4.      Pembelajaran yang monoton dan tidak menyenangkan.
5.      Siswa jadi kurang termotivasi dalam belajar fisika.
c.       Sampel: Seluruh siswa kelas VIII F MTs Negeri Magelang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
d.      Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data meliputi data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran melalui Blended Learning dengan aplikasi Edmodo berbasis strategi pembelajaran PDEODE, data pretest dan postest siklus. Prestasi belajar siswa dinilai melalui tes evaluasi dengan persamaan menghitung nilai rata-rata kelas.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik digunakan rumus:
KB : T/Tt x 100%
Dengan:
KB: ketuntasan belajar
T: Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
Tt: Jumlah seluruh peseta didik
Data yang dipakai untuk melihat peningkatan prestasi belajar adalah data hasil pretest dan posttest. Selanjutnya hasil tes tersebut dihitung rata – ratanya dengan menggunakan rumus Gain standar (Sugiyono, 2011).
Gain standar = (skorposttest-skorpretest)/(skormaksimum-skorpretest)
e.       Hasil
Persentase ketuntasan belajar siswa yaitu pra siklus ke siklus 1 terjadi peningkatan 31 %, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 62%, dan peningkatan dari prasiklus sampai ke siklus II sebesar 93 %.
f.       Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan blended learning dengan aplikasi edmodo berbasis strategi pembelajaran PDEODE dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIIF MTs N Magelang.

2) MENGIDENTIFIKASI MASALAH PTK PADA VIDEO “IPA KONVENSIONAL”


Tugas 2

MENGIDENTIFIKASI MASALAH PTK PADA VIDEO “IPA KONVENSIONAL”




A.    Merasakan Adanya Masalah
  1.         Guru menggunakan model konvesional yaitu metode ceramah.
  2.         Guru tidak menggunakan media pembelajaran atau alat peraga.
  3.         Pembelajaran monoton.
  4.      Siswa tidak memperhatikan guru.
  5.       .  Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran IPA.


B.     Mengidentifikasi Masalah
Text Box: Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

  1.      Model pembelajaran guru yang masih konvensional.
  2.        Tidak adanya media pembelajaran atau alat peraga.
  3.        Kurangnya kemampuan guru dalam pembelajaran.
  4.        Siswa tidak memperhatikan guru.
  5.        Kurangnya semangat siswa dalam belajar.


C.    Menganalisis Masalah
  1.   Apakah model yang digunakan guru sudah efektif dalam pembelajaran IPA?
  2.  Media apa yang tepat digunakan guru saat pembeljaran IPA?
  3.  Bagaimana cara mengatasi agar pembelajaran tidak monoton?
  4.  Mengapa siswa tidak memperhatikan guru?
  5.  Bagaimana cara meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA?


D.    Memfokuskan Masalah
Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPA.

E.     Merumuskan Masalah
Apakah penerapan model STAD dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA?