Pentingnya
PTK untuk Guru
Mengapa
guru harus melakukan penelitian semacam PTK? Bukankah tugas utama guru adalah
mengajar? Tidaklah berhasil dengan keharusan melaksanakan PTK justru akan
membebani guru itu sendiri? Pertanyaan ini sering muncul ke permukaan. Manakala
kita memahami tujuan PTK sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar, maka kita akan sampai pada keyakinan pentingnya PTK untuk guru.
Print (1993), dalam proses
pengembangan kurikulum ada empat peran guru, yaitu dari mulai sebagai implementers, adapters, developers, dan researchers.
Menurut Print, tugas guru tidak hanya mengimplementasikan berbagai kebijakan
termasuk kurikulum yang ada, akan tetapi juga harus membahas kebijakan tersebut
dengan kondisi yang ada, kemudian mengembangkannya dan mengubah, melatih
kinerjanya. Melakukan PTK adalah melaksanakan tanggung jawab guru sebagai
peneliti. Melalui PTK, guru mengkaji masalah yang dihadapinya secara ilmiah
yang didasarkan pada bukti-bukti empirik.
Ada beberapa
alasan yang penting bagi guru harus dilakukan PTK.
Pertama, hubungannya
dengan tugas professional guru.
Guru
yang profesional tidak akan puas dengan hasil yang telah diperolehnya. Unuk itu
guru yang profesional akan terus-menerus menambah dan meningkatkan kemampuannya
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu mengajar. Guru yang sementara
akan berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Meningkatkan kualitas
pembelajaran hanya akan dapat dilakukan manakala guru menyadari adanya masalah
yang ditangkap; Berdasarkan masalah tersebut, guru mencari dan mengatur program
pembelajaran yang dapat memperbaiki dan memecahkan masalah, yang selanjutnya
melaksanakan program ini secara sistematis dan empiris. Semua yang berkaitan
dengan zaman dengan pelaksanaan penelitian kelas atau yang kita kenal dengan
PTK. Jadi, dengan demikian, PTK merupakan bagian yang harus dilakukan oleh
setiap guru sebai upaya memperbaiki kinerjanya sendiri.
Kedua, membahas dengan
guru otonomi dalam pengelolaan kelas.
Artinya,,
guru memiliki tanggung jawab yang penuh dengan keberhasilan belajar siswa.
Dengan kata lain, apa yang akan dilakukan guru di kelas sangat tergantung pada
guru itu sendiri. Dengan demikian, guru memiliki kesempatan yang luas untuk
berimprovisasi dan mencoba sesuatu yang dianggapnya bermanfaat dan dapat
meningkatkan produktivitas pengembangan. Hal ini berarti guru memiliki peran
penting sebagai inovator dan seorang peneliti. Sebagai guru inovator selalu
ingin mencoba sesuatu yang baru untuk berhasil melaksanakan tugasnya. Guru
tidak mempertimbangkan lagi sebagai tukang menyampai ilmu pengetahuan, akan
tetapi guru sebagai orang yang membantunya memahami siswa sesuai dengan tujuan
pendikan, sedangkan sebagai seoang peneliti guru lagi akan selalu membahas
masalah yang dihadapinya dan segera mencari solusi yang tepat untuk memecahkan
masalah tersebut secara ilmiah.
Ketiga, berkenaan
dengan pemanfaatan hasil penelitian.
Mengapa
guru harus melakukan penelitian? Apakah peneli dapat dilakukan oleh ahli dan gu
cukup membantu hasil penelitian yang dilakukan orang lain? Memang sela ini
hanyak penelirian yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh para peneliti,
akan tetapi hasil sulit untuk diterapkan oleh orang lain khusus oleh guru. Hal
ini selain masalah yang dikaji bukan dari kebutuhan dan masalah yang harus
diselesaikan guru, akan tetapi juga hasil penelitian yang dilakukan oleh orang
lain sulit dipahami oleh guru. Kenapa demikian? Oleh karena itu dalam
pelaksanaan penelitian guru non-PTK tidak pernah atau tidak terlibat dengan baik
dalam proses perencanaan maupun dalam proses merumuskan kesimpulan hasil
penelitn. Misalnya se orang peneliti melakukan penelitian tentang penggabung
naan metode penelitian tertentu terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil
penelitian yang ditemukan metode pengajaran X yang positif signifikan terhadap
hasil belajar siswa. Apakah hasil penelitian tersehut dan dapat diterapkan oleh
guru? Tidak bukan? Ya, tentu saja tidak, hasil penelitian belum tentu terkait
dengan kebutuhan guru. Hasil penelitian ini hanya dapat digunakan untuk
keperluan akademik bagi para peneliti bersama, yang belum tentu memenuhi aspek
kebutuhan guru secara praktis.
Sumber:
Sanjaya, Wina.
2016. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.